Oleh:
Hamdil Khaliesh
Hamdil Khaliesh
Seorang klien properti ingin membuat rumah dengan tanah satu kapling miliknya. Permasalahan yang di kemukakan berkaitan dengan luasan lahan yang kecil dan merupakan keluarga besar. Ketika berkonsultasi dengan arsiteknya, beliau mengisyaratkan nantinya penataan ruang harus seefektif mungkin dan dapat mengakrabkan suasana kekeluargaan. Klien lainnya menginginkan tingkat privatisasi yang tinggi sehingga mengisyaratkan pembagian ruang yang jelas antara ruang privat, publik dan servis.
Pernahkah anda memiliki masalah seperti itu? Jawaban permasalahan pertama secara umum dapat diselesaikan dengan konsep penataan ruang terbuka. Sedangkan permasalahan kedua dapat diselesaikan dengan konsep penataan ruang tertutup.
Francis D. K Ching dalam buku Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan menjelaskan bahwa ruang merupakan volume yang melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang tersebut kita dapat bergerak, melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin bertiup, dan mencium bau-bauan. Secara sederhana ruang dapat dijelaskan sebagai batasan yang diterima oleh indera kita. Kita dapat mendefenisikan ruang ketika kita melihat dinding, lantai atau plafond. Kita dapat bergerak di koridor yang dibatasi lantai, jalan atau lorong. Kita dapat mendengar, mencium bau-bauan dari ruang sebelah yang tidak tertutup rapat atau kita dapat merasakan ruang karena adanya udara disekeliling kita. Sehingga prinsip penataan ruang sangat berkaitan dengan batasan-batasan yang membentuk ruang tersebut yaitu penataan dinding, lantai, plafond, dan penataan bukaan.
Pernahkah anda memiliki masalah seperti itu? Jawaban permasalahan pertama secara umum dapat diselesaikan dengan konsep penataan ruang terbuka. Sedangkan permasalahan kedua dapat diselesaikan dengan konsep penataan ruang tertutup.
Francis D. K Ching dalam buku Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan menjelaskan bahwa ruang merupakan volume yang melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang tersebut kita dapat bergerak, melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin bertiup, dan mencium bau-bauan. Secara sederhana ruang dapat dijelaskan sebagai batasan yang diterima oleh indera kita. Kita dapat mendefenisikan ruang ketika kita melihat dinding, lantai atau plafond. Kita dapat bergerak di koridor yang dibatasi lantai, jalan atau lorong. Kita dapat mendengar, mencium bau-bauan dari ruang sebelah yang tidak tertutup rapat atau kita dapat merasakan ruang karena adanya udara disekeliling kita. Sehingga prinsip penataan ruang sangat berkaitan dengan batasan-batasan yang membentuk ruang tersebut yaitu penataan dinding, lantai, plafond, dan penataan bukaan.
Konsep Penataan Ruang Terbuka dan Tertutup
Konsep penataan ruang terbuka dan tertutup juga diimplementasikan berdasarkan teori inderawi manusia. Penataan ruang terbuka memberi keleluasan pada indra kita untuk melihat lebih jauh, bergerak lebih fleksibel serta merasakan suasana ruang yang tidak terlalu berbeda antara ruang satu dan lainnya. Sedangkan ruang tertutup merupakan kebalikannya yaitu memberikan keterbatasan pada indera kita untuk melihat, bergerak dan merasakan.
Penataan pola ruang pada konsep ruang terbuka disusun berdasarkan prinsip kemudahan pergerakan dan keleluasaan pandangan. Secara tidak langsung prinsip ini akan mempengaruhi pergerakan penghawaan dan pencahayaan.
Ruang-ruang yang terbentuk antara satu dan lainnya terhubung secara langsung sehingga batasan antar ruang tidak terlalu jelas. Misalnya pada contoh denah tipe 130/187 hubungan ruang dibuat sesederhana mungkin sehingga memudahkan sirkulasi. Ruang keluarga menjadi ruang inti yang menghubungkan ruang-ruang lainnya. Setiap sub ruang secara langsung berhubungan dengan ruang luar dan terhubung dengan ruang inti dengan meminimalisir pembatas ruang.
Konsep penataan ruang terbuka dan tertutup juga diimplementasikan berdasarkan teori inderawi manusia. Penataan ruang terbuka memberi keleluasan pada indra kita untuk melihat lebih jauh, bergerak lebih fleksibel serta merasakan suasana ruang yang tidak terlalu berbeda antara ruang satu dan lainnya. Sedangkan ruang tertutup merupakan kebalikannya yaitu memberikan keterbatasan pada indera kita untuk melihat, bergerak dan merasakan.
Penataan pola ruang pada konsep ruang terbuka disusun berdasarkan prinsip kemudahan pergerakan dan keleluasaan pandangan. Secara tidak langsung prinsip ini akan mempengaruhi pergerakan penghawaan dan pencahayaan.
Ruang-ruang yang terbentuk antara satu dan lainnya terhubung secara langsung sehingga batasan antar ruang tidak terlalu jelas. Misalnya pada contoh denah tipe 130/187 hubungan ruang dibuat sesederhana mungkin sehingga memudahkan sirkulasi. Ruang keluarga menjadi ruang inti yang menghubungkan ruang-ruang lainnya. Setiap sub ruang secara langsung berhubungan dengan ruang luar dan terhubung dengan ruang inti dengan meminimalisir pembatas ruang.
Ruang-ruang yang saling terhubung mempermudah pergerakan, baik pergerakan manusia maupun pergerakan udara. Dengan memaksimalkan bukaan pada dinding terluar dapat memperluas pandangan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas pencahayaan. Penataan ruang yang saling berinteraksi dengan ruang luar mempermudah alur pergerakan udara sehingga dapat mendukung prinsip cross ventelation.
Kelebihan Konsep Penataan Ruang Terbuka
1. Ruang lebih fleksibel dapat meluas dan menyempit tergantung penataan perabotan.
2. Penghawaan alami lebih maksimal.
3. Pencahayaan alami lebih maksimal.
4. Lebih hemat energi.
Kelemahan Konsep Penataan Ruang Terbuka
1. Ruang lebih terbuka sehingga privatisasi kurang terjaga.
2. Penghawaan buatan kurang efektif karena ruang saling terhubung.
3. Membutuhkan tambahan perabot pembatas non permanen.
Kelebihan Konsep Penataan Ruang Terbuka
1. Ruang lebih fleksibel dapat meluas dan menyempit tergantung penataan perabotan.
2. Penghawaan alami lebih maksimal.
3. Pencahayaan alami lebih maksimal.
4. Lebih hemat energi.
Kelemahan Konsep Penataan Ruang Terbuka
1. Ruang lebih terbuka sehingga privatisasi kurang terjaga.
2. Penghawaan buatan kurang efektif karena ruang saling terhubung.
3. Membutuhkan tambahan perabot pembatas non permanen.
Penataan pola ruang pada konsep ruang tertutup disusun berdasarkan prinsip pembatasan pergerakan. Dengan membatasi pola pergerakan diharapkan akan memberikan batasan yang jelas antara ruang satu dan lainnya. Akses ruang-ruang yang terhubung disusun berlapis sehingga tidak dapat berhubungan secara langsung.
Misalnya pada contoh denah rumah tipe 125/187 hubungan ruang tidur dan ruang keluarga tidak secara langsung, tetapi di lapisi dengan ruang koridor. Pembatasan ruang juga di desain secara maksimal dengan meminimalisir bukaan antar ruang. Pembatasan pergerakan juga secara tidak langsung akan mempengaruhi penghawaan dan pencahayaan. Pergerakan udara terhalang dinding-dinding pembatas sehingga mengurangi efektifitas pertukaran udara dari luar ke dalam. Pencahayaan juga akan terbatas pada sisi-sisi ruang yang bersentuhan dengan ruang luar, sehingga akan muncul ruang-ruang gelap pada ruang yang tidak bersinggungan dengan ruang luar.
Kelebihan Konsep Penataan Ruang Tertutup
1. Privatisasi ruang lebih terjaga.
2. Penghawaan buatan lebih maksimal.
3. Tidak memerlukan perabot pembatas.
Kelemahan Konsep Penataan Ruang Tertutup
1. Ruang lebih sempit dan tidak fleksibel
2. Penghawaan dan pencahayaan alami tidak maksimal.
3. Tidak hemat energi.
Kelebihan Konsep Penataan Ruang Tertutup
1. Privatisasi ruang lebih terjaga.
2. Penghawaan buatan lebih maksimal.
3. Tidak memerlukan perabot pembatas.
Kelemahan Konsep Penataan Ruang Tertutup
1. Ruang lebih sempit dan tidak fleksibel
2. Penghawaan dan pencahayaan alami tidak maksimal.
3. Tidak hemat energi.