Oleh:
YASSER HAFIZH
YASSER HAFIZH
Ukuran lahan yang terbatas memberikan kesulitan bagi kita untuk mengembangkan rumah dengan kebutuhan yang besar. Hal ini sering kali mengakibatkan ruang akan terasa sempit dan mempersulit pengembangan ruang terbuka hijau yang cukup untuk menunjang penghawaan dan pencahayaan alami. Kondisi seperti ini akan membuat penghuni rumah akan merasa tidak nyaman dan dapat menimbulkan stres, padahal rumah seharusnya menjadi ruang meditasi untuk menghilangkan penat setelah melakukan aktivitas keseharian. Salah satu solusi yang dapat kita terapkan untuk mengembangkan rumah di lahan yang terbatas yaitu dengan menggunakan konsep adaptable space atau ruang yang dapat beradaptasi.
Adaptable space sendiri merupakan konsep yang memberikan fleksibilitas untuk memiliki banyak fungsi pada ruang. Konsep ini seringkali diterapkan pada rumah tradisional Jepang dengan menggunakan modul tatami yang dapat disusun dan dilipat sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Prinsip perancangan adaptable space dapat kita terapkan pada elemen sebuah ruang, tentunya dengan menyesuaikan kebutuhan dan pola hidup penghuni rumah, konsep ini cocok diterapkan untuk pengguna yang belum berkeluarga dan menginginkan rancangan rumah multifungsi yang terlihat luas dan rapi. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan konsep adaptable space.
Adaptable space sendiri merupakan konsep yang memberikan fleksibilitas untuk memiliki banyak fungsi pada ruang. Konsep ini seringkali diterapkan pada rumah tradisional Jepang dengan menggunakan modul tatami yang dapat disusun dan dilipat sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Prinsip perancangan adaptable space dapat kita terapkan pada elemen sebuah ruang, tentunya dengan menyesuaikan kebutuhan dan pola hidup penghuni rumah, konsep ini cocok diterapkan untuk pengguna yang belum berkeluarga dan menginginkan rancangan rumah multifungsi yang terlihat luas dan rapi. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan konsep adaptable space.
Tata Ruang
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep adaptable space yaitu memperkirakan skenario aktivitas yang dapat terjadi didalam rumah anda, semakin banyak skenario aktivitas yang diperkirakan maka akan semakin fleksibel ruangan tersebut. Pastikan luas ruangan memenuhi untuk mewadahi skenario aktivitas yang sebelumnya telah dibuat. Gunakan ruang yang terbuka tanpa pembatas ruang yang permanen, sehingga dapat disesuaikan secara fleksibel dengan aktivitas yang berubah-ubah. Pengelompokan dan pemberian jarak dilakukan pada area yang membutuhkan privatisasi dengan yang tidak, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan teritorial pada ruang-ruang yang tidak dapat dimasuki oleh tamu.
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep adaptable space yaitu memperkirakan skenario aktivitas yang dapat terjadi didalam rumah anda, semakin banyak skenario aktivitas yang diperkirakan maka akan semakin fleksibel ruangan tersebut. Pastikan luas ruangan memenuhi untuk mewadahi skenario aktivitas yang sebelumnya telah dibuat. Gunakan ruang yang terbuka tanpa pembatas ruang yang permanen, sehingga dapat disesuaikan secara fleksibel dengan aktivitas yang berubah-ubah. Pengelompokan dan pemberian jarak dilakukan pada area yang membutuhkan privatisasi dengan yang tidak, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan teritorial pada ruang-ruang yang tidak dapat dimasuki oleh tamu.
Elemen Ruang
Hal yang paling utama dalam menciptakan adaptable space adalah penggunaan perabotan sefesien mungkin. Perabotan yang besar dapat disulap menjadi kecil dengan melipat-lipatnya, atau satu perabot dapat diubah menjadi bberapa fungsi sehingga mengurangi muatan ruang. Dengan demikian ruang menjadi sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Untuk elemen pembatas ruang, sebaiknya menggunakan dinding lipat atau geser, sehingga sewaktu-waktu dapat dengan mudah diubah sesuai kebutuhan. Selain menggunakan dinding yang tidak permanen, perabot ruang yang multifungsi dapat pula dimanfaatkan sebagai pembatas ruang seperti rak buku. Perabot yang digunakan sebaiknya tidak terlalu berat, dapat dilipat atau dipindahkan dengan mudah dan disatukan dengan dinding bangunan. Untuk memudahkan pengguna dalam pengoperasian, elemen ruang ini dapat diintegrasikan dengan perangkat otomatisasi bangunan seperti sensor, remote control, dan lainnya.
Hal yang paling utama dalam menciptakan adaptable space adalah penggunaan perabotan sefesien mungkin. Perabotan yang besar dapat disulap menjadi kecil dengan melipat-lipatnya, atau satu perabot dapat diubah menjadi bberapa fungsi sehingga mengurangi muatan ruang. Dengan demikian ruang menjadi sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Untuk elemen pembatas ruang, sebaiknya menggunakan dinding lipat atau geser, sehingga sewaktu-waktu dapat dengan mudah diubah sesuai kebutuhan. Selain menggunakan dinding yang tidak permanen, perabot ruang yang multifungsi dapat pula dimanfaatkan sebagai pembatas ruang seperti rak buku. Perabot yang digunakan sebaiknya tidak terlalu berat, dapat dilipat atau dipindahkan dengan mudah dan disatukan dengan dinding bangunan. Untuk memudahkan pengguna dalam pengoperasian, elemen ruang ini dapat diintegrasikan dengan perangkat otomatisasi bangunan seperti sensor, remote control, dan lainnya.
Elemen Visual
Pengolahan elemen visual seperti cahaya, warna, tekstur dan skala dapat turut membantu memberikan kesan luas pada suatu ruangan. Penggunaan kaca jendela yang lebar dapat menciptakan kesan kesatuan antara ruang luar dan ruang dalam serta memaksimalkan cahaya yang masuk kedalam ruangan, perletakan kaca jendela ini harus terlebih dahulu memperhatikan arah lintasan matahari untuk menghindari radiasi panas masuk kedalam ruangan. Untuk tetap menjaga privatisasi dengan penggunaan kaca yang lebar, kaca dapat dilapisi dengan smart film yang dapat merubah kaca dari tembus pandang ke kaca buram. Warna pada dinding permanen sebaiknya menyesuaikan dengan latar belakang ruang luar dengan tekstur polos, sehingga akan memberikan kesan menyatu dan bersih. Agar ruang tidak terasa sempit, tinggi plafon dan skala ukuran perabot harus disesuaikan dengan proporsi ruangan.
Lahan yang terbatas seringkali dijadikan sebuah permasalahan yang akan mengurangi nilai tambah pada desain suatu rumah, namun dengan strategi perancangan arsitektur yang baik, akan menjadikan permasalahan tersebut sebagai sebuah potensi yang memberikan keunikan tersendiri bagi rancangan sebuah rumah.
Pengolahan elemen visual seperti cahaya, warna, tekstur dan skala dapat turut membantu memberikan kesan luas pada suatu ruangan. Penggunaan kaca jendela yang lebar dapat menciptakan kesan kesatuan antara ruang luar dan ruang dalam serta memaksimalkan cahaya yang masuk kedalam ruangan, perletakan kaca jendela ini harus terlebih dahulu memperhatikan arah lintasan matahari untuk menghindari radiasi panas masuk kedalam ruangan. Untuk tetap menjaga privatisasi dengan penggunaan kaca yang lebar, kaca dapat dilapisi dengan smart film yang dapat merubah kaca dari tembus pandang ke kaca buram. Warna pada dinding permanen sebaiknya menyesuaikan dengan latar belakang ruang luar dengan tekstur polos, sehingga akan memberikan kesan menyatu dan bersih. Agar ruang tidak terasa sempit, tinggi plafon dan skala ukuran perabot harus disesuaikan dengan proporsi ruangan.
Lahan yang terbatas seringkali dijadikan sebuah permasalahan yang akan mengurangi nilai tambah pada desain suatu rumah, namun dengan strategi perancangan arsitektur yang baik, akan menjadikan permasalahan tersebut sebagai sebuah potensi yang memberikan keunikan tersendiri bagi rancangan sebuah rumah.